Ulang Tahun, ya kata Ulang Tahun kalau diteliti asal muasalnya serta kapan mulainya ada perayaan Ulang Tahun? bagi aku pribadi tidak tahu dan aku juga tidak mau tahu (he…he…), tapi mungkin bagi sebagian anda tentulah tahu. Hmm…”Ulang Tahun” bagi aku adalah ;
- Setahun sudah bertambah usiaku- Setahun sudah aku melewati masa yang tidak terlalu banyak berbuat bagi orang-orang yang aku cintai, tidak terlalu banyak berbuat bagi bangsaku, serta setahun sudah suka dan duka yang aku alami.
- setahun sudah aku menjalani pekerjaanku
- setahun sudah aku hampir tidak pernah introspeksi diri.
-setahun sudah aku bergelut dengan rutinitas yang membosankan dan setahun sudah aku
-setahun sudah aku bergelut dengan rutinitas yang membosankan dan setahun sudah aku
menikmati hidupku dengan apa adanya tanpa ada kegigihan usaha untuk merubah diri ke arah
yang lebih baik lagi.
- setahun sudah aku aktif menghabiskan waktu dengan percuma, bahkan setahun sudah aku
- setahun sudah aku aktif menghabiskan waktu dengan percuma, bahkan setahun sudah aku
nyaris jauh dari Yang Maha Kuasa, aku jarang berdo’a kepadaNya dan aku hampir tidak
pernah mensykuri Nikmat dariNya, setahun sudah aku selalu mengeluh atas kekurangan yang
aku miliki.
-setahun sudah aku selalu bilang kapan aku punya rumah mewah, kapan aku punya mobil
-setahun sudah aku selalu bilang kapan aku punya rumah mewah, kapan aku punya mobil
mewah, kapan aku punya jabatan tinggi dan kapan aku jadi pengusaha sukses, ya setahun
sudah pikiran aku aktif dengan hal-hal yang penuh mimpi.
Sekalipun aku telah berusaha keras menggapai mimpi, keberhasilan tidaklah seperti membalik telapak tangan. Ya itulah kekwatiran aku kalau sudah datang hari Ulang Tahunku setiap tgl 19 Oktober. Dan aku selalu berharap, semoga Tuhan masih memberi aku kesempatan satu tahun lagi, untuk mempergunakan hidup yang Tuhan beri. Aku tidak pernah merayakan hari ulang tahunku. Hal itu juga yang membuat diriku susah mengucapkan “Selamat Ulang Tahun” ya kepada orang-orang terdekatku, teman-temanku. Aku merasa kalau hanya sekedar ucapan selamat ulang tahun bagiku tidak terlalu penting.
Cerita pengalamanku, dulu waktu aku masih menjalin hubungan asmara aku hampir tidak pernah mengucapkan selamat ulang tahun kepada doi, dan aku juga tidak pernah berharap ucapan selamat ulang tahun yg ditujukan untukku, aku selalu ingat tanggal ulang tahun orang-orang terdekatku, tapi aku tidak peduli, hatiku juga sulit untuk menngucapkannya, “ah emangnya penting banget apa?” begitulah kata hatiku, "yang terpenting toh saat ini kamu dihadapanku terlihat sehat-sehat saja dan tidak ada satu kekurangan pun". Dan yang lebih penting lagi aku selalu bisa makan gratis alias ditraktir kalo ada yg lagi ulang tahun (ha…ha dasar aku premanartinya suka prei makan).
Apa yang kamu lakukan setiap hari lahir kamu tiba? Merayakannya bersama teman-teman? Sekadar makan-makan? Atau merenungkan arti hidup selama ini? Semua orang tentu memiliki caranya masing-masing.
Ya, 1 April tgl ulang tahun suamiku, dibenakku sebelum hari H nya aku berfantasi akan merayakan ulang tahunnya dengan cara menyediakan kue tar, tiup lilin tanpa undangan cukup kami sekeluarga atau makan bersama-sama, atau makan diluar atau makan bareng anak-anak panti “wah dibenakku gado-gado” bagaimana menciptakan suasana di hari kelahiran suamiku menjadi berkesan. Hingga ingin menjadi orang yang pertama kali mengatakan Selamat Ulang Tahun ya sayang”, ujarku tersenyum dalam lamunanku. Dan ini akan aku lakukan pada tgl 31 Maret jam 24.00.
Ya aku sudah tertidur, tidurku nyenyak sekali. Aku terlelap sampai terlupakan rencana aku mau membuat suamiku senang dihari kelahirannya. Seperti baisa setelah aku terbangun dari tidur langsung mengerjakan rutinitas pagi. Dan aku lupa mengucapkan ”Selamat Ulang Tahun kepada suamiku”, sekitar jam 10.00 aku sudah sampai dikantor, aku teringat belum mengucapkan kata-kata yg ditunggu tersebut, segeralah aku meraih handphone, dan mulailah aku menekan keyped “HAPPY BIRTH DAY YA SAYANG” singkat saja es em es terkirim. Dan itupun aku lakukan tanpa beban dan tanpa merasa bersalah bahwa aku tidak menjadi orang pertama yang mengatakan selamat ulang tahun kepadanya.
Aku mulai mengingat kembali, “ya ampyunnn pantasan rona wajah suamiku kurang bersahabat, bahkan saat ngobrol diperjalanan sewaktu dia mengantar aku ke kantor kata-katanya sedikit beda dari biasanya sampai-sampai wajahku merengut setelah mendengar intonasi suaranya. Hatiku jadi bertanya-tanya apa karena aku belum mengucapkan selamat ulang tahun, ya kali ya, ah gak lah kata hatiku. Bagiku Cuma sekedar kata-kata tidaklah merubah segalanya, tetap saja aku berpikir positif.
Ya, setelah kami ketemuan lagi, “ich adek gak ngucapin Selamat Ulang tahun untuk Kakak’, udah kan di sms jawabku, ya udah (dengan suara merendah dan manja) “selamat ulang tahun ya sambil mengecup bibirnya, aku ulangi dengan ucapan langsung. Barulah suasana kita kembali seperti semula, bertemu dengan raut muka yang ceria, ngobrol jadi wenak banget seperti orang-orang baru pacaran. Dan saat itu barulah aku berpikir bahwa Ucapan Selamat Ulang Tahun sangatlah penting bagi suamiku, kalau saja salah satu dari kami tidak bisa menciptakan kondisi yang nyaman maka hanya dari lupa mengucapkan selamat ulang tahun (diumpamakan api kecil) wah bisa menjadi perang dunia kedua (api berkobar kemarahan) yang berujung pecahnya perang dunia ke III. Untung saja perang dunianyaa tidak meletus, malah kita merencanakan makan malam di luar alias aku bebas masak gitu lo.
Ya, bagi kamu setipe sama aku, sebaiknya ada sedikit lebih peduli lagi terutama untuk orang-orang yang terdekat disekitar kita. Ternyata hal-hal sekecil apapun disekitar kita tetap menjadi perhatian kita dan jangan pernah menganggap sepele. Selamat mencoba
Aku setuju mbak.. Ucapan ultah utk seseorang yg terdekat memang perlu 'n harus!
BalasHapus