Cerita tentang dompet sudah lama sekali aku tidak menggunakan atau membawa dompet kalau sedang bepergian. Dompetku pernah dicopet sekitar tahun 1997, waktu itu aku sedang belanja di Pasar Raya Padang atau Pasar Tradisional dengan tas ransel dipunggungku. Maklum anak kos harus rajin kepasar dan juga sekalian hange out sendirian. Eh tiba-tiba salah seorang pedagang menyapaku bilang “ni tas uni tabuka (baca; tas terbuka), “makasih da jawabku dengan raut muka seolah-olah tak terjadi apa-apa karena aku tidak mau dibilang lalai atau ceroboh sama orang-orang yg ada di sekitarku waktu itu. Pada hal dalam hatiku berkecamuk, sepertinya ada yg hilang dalam ranselku ini, ya sudah aku mencari tempat sedikit lengang dari keramaian, tanganku meraba-raba kedalam ransel, alah mak benar dompetku hilang. Dompet gaul berbentuk segi empat panjang dan berwarna Pink menjadi kesukaan sudah lenyap beserta isinya. Tidak ada lagi anting-anting mickey mouseku seperempat gram yang kusimpan di dompet, ikut hilang segala macam identitas termasuk aneka koleksi kartu atm dan uang dua ratus ribu rupiah lumayan juga untuk hidup sang pencopet. Badanku terasa keringat dingin, aku mikir wah gimana dengan ongkos pulang, untung saja sudah sempat belanja sedikit. Akhirnya ku putuskan untuk pulang naik taksi dg syarat diantar sampai ke depan rumah “da tunggu sabanta yo (baca; sebentar ya mas), aku mau ambil uang dulu” padahal uang tunai yg mau diambil tidak ada, akal punya akal apalagi kalau bukan ngutang dulu.
Habis sudah aku merana, terus aku berpikir sambil telentang dikamar kos ku mungkin itu rejeki sang pencopet, mungkin aku juga jarang bersedekah alias teguran dari Yang Maha Esa kali ya. Akhirnya aku melupakan kejadiaan itu. Dan aku punya dompet lagi, dompet ku yang ini berwarna hitam, isinya tidak terlalu banyak tapi semua identitas juga ada disana, alhasil copet yang kedua kali menimpaku ditempat yg sama dengan kondisi ransel yg terbuka. Tapi yg sekali ini tas ranselku terbuka tanpa ada pedagang yg memberitahuku, aku tahu sendiri padahal ranselku cuma 5 menit dipunggungku atau dibawah kontrolku, saat itu aku sedang menbayar belanjaan yang kubeli untungnya aku masih menyimpan uang disaku. Aku berpikir kalau musibah yg menimpaku saat ini adalah kelalaian dan kecerobohan aku. “mungkin sipencopetnya yang lama juga ya” pikirku dalam hati. Jadi dalam tahun yg sama aku dicopet dua kali. Selanjutnya aku memutuskan tidak menggunakan dompet lagi, karena bagiku dompet merepotkan aku. Tapi waktu aku jalan-jalan ke kota Bengkulu, di toko aksesoris aku tertuju pada dompet warna pink yg lucu dan unik dg bahan dompet dari kain celana jin, tak menghalangi niatku untuk membelinya. Langsung aku punya dompet lagi tahun 1999, seperti biasa semua identitas diri dan apa saja yg kuanggap penting kusimpan didompet. Kupandangi dompet baruku,”dompet, kamu tidak boleh hilang lagi ya” begitu kata hatiku bicara dan tidak heran jika dompetku itu selalu tersimpan dilemari atau tidak pernah kubawa kemana-mana. Jika aku butuh kartu maka hanya kartu itu saja yg kuambil untuk dibawa. Sejak itu kemanapun aku pergi tidak pernah membawa dompet, aku membawa uang secukupnya dan kumasukan kedalam kantong saku. Aku bepikir sipencopet tidak akan mencopet aku lagi, walaupun aku dicopet tapi tidak ada yg mau diambil begitulah pikiranku, Sampai saat ini dompetku itu masih ada tersimpan dengan keadaan lusuh, tidak layak pakai lagi bahkan sudah compang camping. Tapi dompetku itu punya cerita sendiri, dia sudah berjasa menyimpan benda-benda berharga yg kumiliki.
Aku merasa kasihan dengan dompet itu, ya kuberinama eiger, aku tidak tega membuka eiger melihat kondisinya sudah tua sekali, lusuh dan kumal sudah minta ampun untuk digunakan. Terpikirkan olehku untuk mengganti eigerku. Eiger…eiger…, akhirnya aku jalan-jalan ke suatu mall n aku jatuh hati dengan dompet warna ungu muda, dompetnya terkesan elegan, tidak ketinggalan zaman, dan bentuknya segi empat panjang, banyak kantong-kantong kecil, sangat cocok untuk wanita sekaligus ibu-ibu seperti aku saat ini. Dan tanpa pikir panjang dompet yg kuberi nama planet ocean sudah menjadi milikku, semua identitas dan aneka koleksi pribadi kusimpan di dompet baruku dan aku sekarang sudah suka bawa dompet lo kalau bepergian, dan aku tidak takut lagi karena ada suamiku yg selalu setia mendampingiku kemanapun pergi. Aku tidak boleh pergi sendirian, “ya sudah sekalian deh suamiku sebagai pelindungku kalau ada pencopet datang menghampiriku lagi. Selamat datang dompet baruku sudah masuk dalam kehidupanku.
Oleh: Ara