Oleh: Wea
Didedaunan pohon
Ku berayun dalam kehidupan masa
Habis gelap mentari tak bersinar
Disini termenung seorang diri....
Waktu kecil yang hampa
Tak ada cinta bahkan kata
Tak ada senyum dan tawa
Yang Tersirat hanya duka dan air mata
Kepergian Ayahnda
Menggelapkan tawa
Aku menagis tersiram si air mata
Ayah tetautan hati
Kini telah dipanggil oleh Ilahi
Oh…
Kini aku hidup dengan bayangan
Tanpa cinta dan kehangatan
Hari demi hari
Tahunpun silih berganti
Hari raya menanti
Malang diri ini
Pakaian saja tak terganti
Ingin ku terbang tinggi
Tapi kutak punya sayap
Banyak burung yang mengejar
Tapi aku bimbang
Larangan Agama selalu menghujam
Tapi kusadari cinta hakiki kan selalu dihatiMendampingi aku hingga bisa terbang tinggi
Didedaunan pohon
Ku berayun dalam kehidupan masa
Habis gelap mentari tak bersinar
Disini termenung seorang diri....
Waktu kecil yang hampa
Tak ada cinta bahkan kata
Tak ada senyum dan tawa
Yang Tersirat hanya duka dan air mata
Kepergian Ayahnda
Menggelapkan tawa
Aku menagis tersiram si air mata
Ayah tetautan hati
Kini telah dipanggil oleh Ilahi
Oh…
Kini aku hidup dengan bayangan
Tanpa cinta dan kehangatan
Hari demi hari
Tahunpun silih berganti
Hari raya menanti
Malang diri ini
Pakaian saja tak terganti
Ingin ku terbang tinggi
Tapi kutak punya sayap
Banyak burung yang mengejar
Tapi aku bimbang
Larangan Agama selalu menghujam
Tapi kusadari cinta hakiki kan selalu dihatiMendampingi aku hingga bisa terbang tinggi
0 komentar:
B) :F :$ :J :( O: :K :D :M :S :) :O :P :@ :L :8
Posting Komentar
Silahkan Tinggal Komentar Anda, Jangan Spam ya! Trim,s