Minggu, 15 Maret 2009

Jilbab dari partai Bulan Bintang


Aku bingung juga mau mulai cerita ini dari mana (aku terdiam depan komputer dengan aksen jari-jari tanganku berhenti posisi gantung diatas key board mau milih abjad untuk mulai bercerita dg kata-kata apa ya….?), oke berhubung aku orangnya suka iseng jadi menulis atau berbagi cerita pada blog ini juga karena iseng. Situasi daerah saat ini lagi musim kampanye, jadi cerita aku tidak jauh dari kampanye. Begini ceritanya, kebetulan hari sabtu aku tidak masuk kerja, waktu sore hari sekitar jam 05.00 aku mengajak anakku bermain didepan rumah, sambil mengajarinya bersepeda. Eh baru sepuluh menit bermain aku diajak sama ibu-ibu lainnya pergi liat kampanye ‘hen ikut gak? liat ada yang kampanye” spontan aku jawab dimana? Bagi-bagi duit gak (dasar mata duitan pikirku dalam hati). dengan suara agak teriak maklum ibu-ibunya memanggil aku dari kejauhan.
Dipikiran aku yang pertama adalah aku harus ikut supaya bisa bergabung dengan ibu-ibu lain atau sosialisasi, ya biar jangan dibilang kuper atau sombong atau apalah kalau sudah tinggal dilingkungan perumahan mah banyak apalah…apalah…nya. Lalu yang kedua dipikiran aku biasanya kalau caleg kampanye ada bagi-baginya nih buat menarik perhatian masa dan terakhir dengan harapan meraih suara terbanyak begitu.

Singkat cerita aku beserta anakku dan ibu-ibu yang lain berbondong-bondong menuju suatu tempat yang katanya ada kampanye, benar tempatnya juga dirumah warga dan yang hadir juga ibu-ibu saja tidak terlalu ramai tapi cukup sukses dalam waktu sebentar hanya berita dari mulut ke mulut untuk mengumpulkan ibu-ibu perumahan berjalan lancar, ibu-ibu akan segera datang kalau imbauannya ada embel-embel dibelakang. “Yuk kita kesana ada yang mau gak….? Ada yang bagi-bagi lo….? Jadi ibu-ibu yang lagi sibuk dengan rutinitas pekerjaannya dirumah langsung berhenti untuk segera menuju ke lokasi supaya jangan ketinggalan, termasuk aku lo…. Ya aku juga manusia biasa hehe….(weleh weleh…)

Hm… sambil menunggu ibu-ibu yang belum datang, aku dan ibu-ibu lainnya duduk dengan raut muka seperti orang dungu yang menunggu pembagian sembako atau seperti anak-anak yatim yang siap mau dibagikan bingkisan. “alahmak, tapi tak apalah aku nikmatin saja suasana ini, hitung-hitung pengalaman seorang ibu rumah tangga demikian kata hatiku bicara”. Ya tibalah saatnya seorang ibu muda berparas rapi dan layaknya seperti ibu pejabat memecahkan keheningan, Assalamualaikum ibu-ibu, ya saya kesini bermaksud berkenalan diri kepada ibu-ibu dilingkungan perumahan ini, saya mohon doa dan dukungan dari ibu-ibu buat suami saya yang juga ikut menjadi caleg. Kebetulan suami saya tidak bisa hadir saat ini, mohon Bantu ya ibu-ibu, saya juga tidak mau banyak berjanji, kita juga sudah tau banyak para caleg yang mengubar janji-janji palsu, saya sendiri juga tidak mau mendengar janji caleg tersebut, intinya singkat cerita sekali lagi mohon dukungannya ya ibu-ibu jangan lupa contreng atau pilih suami saya namanya bapak anu mmm dari partai bulan bintang. Ini ada souvenir (cendra mata) buat ibu-ibu disini, nanti kalau ada waktu saya kesini lagi bersama bapak. “ya kalau bapak terpilih minimal aspirasi ibu-ibu dapat disampaikan melalui saya”. Demikianlah pidato singkat dari seorang ibu atau seorang istri caleg yang berusaha ikut berjuang membantu suaminya untuk dapat meraih kursi kehormatan.

Pidato yang disampaikan cukup singkat apalagi dengan intonasi antara mau dan tidak mau alias setengah hati, kenapa begitu? Habis ibunya pidato dengan mata menghadap ke bawah posisi duduk yang malas-malasan apalagi intonasi suara nyaris tidak kedengaran buat ibu-ibu yang berada diluar rumah. Aku yang juga sebagai perempuan sekaligus ibu muda ikut memaklumi kondisinya. Oke datanglah waktunya pembagian yang ditunggu-tungu oleh ibu-ibu. “ya jilbab kaos bewarna putih dan hitam, masing-masing ibu dapat satu jatah, aku kebagian warna hitam”. Memang ada sebagian ibu yang bilang terimakasih dan selamat berjuang semoga berhasil, kita juga bingung nih banyak sekali caleg yang mau dicontreng.”Aku bilang sambil berbisik semoga saja keberuntungan dipihak suami ibu.

Jilbab jilbab putih, siapa ingin ke surga pakailah jlbab (eh itu kan lagu), maaf aku menulis cerita ini langsung bernyanyi kecil dg suara cempreng, untung Cuma tikus yang sempat dengar. Ya tidak lama-lama perkumpulan ibu-ibu yang menghadiri kampanye dari partai bulan bintangpun bubar, masing-masing kembali kerumah dengan membawa jilbab dari partai Bulan Bintang.

Dan sekarang aku dan ibu-ibu lainnya bersiap-siap diri antri untuk menghadiri kampanye yang ada pembagian bingkisannya, haha…. Indonesia lagi ngetrend antri, mulai dari antri Pembagian Sembako, sampai antri berobat ke Ponari (dukun cilik) eh gak nyambung dasar jaka sembung bawa golok.
Tunggu ya cerita lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggal Komentar Anda, Jangan Spam ya! Trim,s